Mendarat dengan cantik di Bandara Sam Ratulangi Manado pada Jumat malam pukul 23.30 kami sudah ditunggu oleh brother Jacky yang akan membawa kami ke Tomohon. Dia bilang perjalanan kami ke Tomohon masih kurang lebih 1jam lagi, tapi kemungkinan lebih cepat dikarenakan waktu sudah malam dan tidak akan macet.
Kami berlima segera naik ke dalam mobil dan bercerita tentang perjalanan kami dari Semarang. Meskipun sudah mengantuk, tapi sayang rasanya untuk memejamkan mata. Karena ingin sekali melihat kota Manado di malam hari. Well, sebenarnya sih tidak banyak yang dilihat karena perjalanan kami kan tidak masuk lewat kota tapi langsung ke arah Tomohon.
Saat mobil mulai mendaki brother Jacky mengatakan bahwa ini sudah mulai naik ke kota Tomohon. Saya sih membayangkan kota Tomohon seperti kota Salatiga yang dingin, dan medannya naik seperti kalau kita akan ke Bandungan (Kab. Semarang) atau ke Kaliurang (Sleman, Yogyakarta). Semakin mendekati kota Tomohon udara terasa semakin dingin, sengaja brother Jacky mematikan AC, dan membuka jendela mobil. Udara dingin berhembus melalui jendela yang separoh terbuka. Sontak saja saya merasakan bahwa kota ini tidak asing, entah mengapa rasanya Tomohon seperti kota kelahiran Mama saya yaitu Salatiga.
Tidak pernah ada dalam bayangan saya untuk bisa menginjakkan kaki di kota Tomohon. Selain karena jauh dari Semarang, yang mana musti 2 kali naik pesawat tiketnya pun tidak bisa dibilang murah. Tapi beruntung kesempatan menginjakkan kaki di Tomohonpun datang saat harus menghadiri pernikahan seorang sahabat yang memang putri Tomohon. Dan kesempatan untuk berkunjung ke Tomohon kami sambut dengan sukacita.
Kami sampai di Tomohon sekitar pukul 00.30 dan langsung menuju ke salah satu guest house yang sudah dipesankan oleh sahabat kami bernama Wale Saronsong. Karena sudah terlampau lelah dan mengantuk kami langsung masuk ke kamar dan beristirahat.
Keesokan harinya hari Sabtu yang cerah, saya bangun dan membuka jendela. Sempat terkejut dengan pemandangan yang saya lihat. Ternyata guest house yang kami tempati asri sekali, banyak bunga secara kan Tomohon adalah kota bunga. Setelah mandi dan sarapan (guest house ini menyediakan sarapan) kami memutuskan untuk berjalan-jalan. Karena pemberkatan pernikahan sahabat kami masih nanti sore pukul 3, kami merencakan pergi ke Danau Linow.
Sahabat kami mengatakan kepada kami bahwa Danau Linow adalah tempat yang harus dikunjungi. Selain karena tempatnya yang tidak jauh, pemandangan disana sangat indah. Sebelum kesini, saya sempat browsing dulu mengenai Danau Linow dan benar, pemandangannya indah. Kami memutuskan untuk menyewa mobil milik guest house dan penjaganya Pak Ari bersedia untuk mengantar kami.
Sepanjang perjalanan menuju Danau Linow kami bercerita tentang banyak hal. Mulai dari adat istiadat setempat sampai tempat wisata lainnya yang harus kami kunjungi dan gereja-gereja yang berjajar di sepanajang kota Tomohon. Tomohon kota seribu gereja, namun kerukunan uamt beragama disini sangat kental. Jadi tidak ada itu namanya pertikaian hanya gara-gara agama.
Akhirnya setelah kurang lebih berkendara selama 20 menit kami mulai memasuki wilayah Danau Linow. Tak henti-hentinya saya berdecak kagum melihat pemadangan yang terhampar di depan mata. Hijaunya pepohonan, langit yang biru cerah dan hijaunya air danau yang berkilau karena sinar matahari. Aaah....ini surga.
Tiket masuk ke Danau Linow sebesar 25 ribu rupiah, dan nanti bisa ditukarkan dengan teh atau kopi di Cafe dipinggir danau. Segera kami turun dengan semangat dan mengeluarkan ponsel masing-masing untuk mengambil sebanyak mungkin foto. Tak ketinggalan tongsis alias selfie stick kami keluarkan supaya acara potret memotret semakin bagus hasilnya. hahahaha
tongsis membuat acara poto-potoan jadi lebih asik |
Pak Ari selain jadi sopir kami juga jadi photografer juga :D |
Setelah puas foto-foto di depan danau, kami memutuskan untuk masuk ke dalam Cafe. Tak disangka suasananya sangat enak dan cantik buat foto-fotoan lagi. hahahaha Tak lupa kami tukarkan tiket masuk kami dengan teh dan kopi. Buat saya sendiri memilih kopi susu, yang setelah saya sruput rasanya mantap sekali. I'm in love with this coffee anyway. Saya sempat memesan snack yang menjadi snack khas untuk orang Manado yaitu pisang goreng yang dimakan bersama sambal roa.
Pertama kali mencicipi pisang goreng sambal roa, rasanya ternyata enak. Sambal roa yang disajikan bersama dengan pisang goreng terasa pedas dan kontras dengan rasa pisang goreng yang manis. Perpaduan rasa di mulut itulah yang menciptakan rasa baru yang enak. Tapi untuk teman saya yang lain, lidah mereka masih belum bisa menerima perpaduan rasa baru tersebut. hahahaha tidak mengapa karena yang penting pisang gorengnya sendiri sudah enak kok.
menikmati kopi susu |
Danau Linow ini mengandung belerang, jadi jangan kaget kalau tiba-tiba akan tercium bau busuk belerang yang menyengat. Tapi kemudian bau tersebut akan menghilang. Kafe ini ada dua lantai dengan kursi-kursi yang nyaman untuk sekedar mengobrol dan menyeruput kopi. Pilihan menu pendamping teh dan kopi juga beragam.
Setelah dari Danau Linow, enaknya kami kemana lagi ya?
Baiklah..disambung di lain waktu ya
Comments
Post a Comment